Inilah Pelacur Terkaya di Dunia, Selama 6 Tahun Raih 4.2 Milyar

Paige Ashley tak malu mengakui bahwa dirinya pelacur kelas atas. Dan selama enam tahun ia menggeluti profesinya itu ia punya sempanan di bank sebesar 300.000 poundsterling (Rp 4,2 M kurs Rp 14.000), rumah mewah di London Utara, mobil sport dan beberapa kali operasi plastik. Meski ia banyak mendapat uang dari melacur ia mengatakan” Saya tidak akan mengatakan bahwa saya bahagia.”






V


V


V


V



V


V


V


V



V


V


V


V



V


V


V


V




V


V


V


V



V


V


V


V



V


V


V


V



NE DIA ORANGNYA AGAN




sumber :: putihtih.blogspot.com

( PICT ) Onani di lubang bangku taman “itunya” kejepit

Empat anggota SAR Hongkong harus menghabiskan 4 jam di sebuah taman untuk membebaskan Mr. P seorang pria yang nyangkut di salah satu lubang bangku di taman Lantian, Hongkong – China .
Dari pengakuan si pria malang tersebut, diketahui Mr. P nya menjadi terjepit dan tidak bisa dia lepaskan ketika dia menggunakan lubang besi di bangku taman tersebut untuk melakukan onani. Pria bernama Le Xing, 41 tahun, tersebut di duga seorang pria yang kurang sehat mentalnya dan mengidap kelainan seks.
kejepit





Lubang besi pada bangku tersebut terbilang kecil tetapi Le Xing memaksakan Mr. P nya masuk kedalam lubang tersebut untuk melepaskan hasrat birahinya. Tetapi ketika Mr. P nya menjadi tegang dan membesar dia menjadi panik sebab dia tidak bisa mengeluarkannya dari lubang tersebut. Akhirnya Le Xing menelpon polisi meminta pertolongan.


Untuk membebaskan Mr. P pria tersebut, anggota SAR terpaksa membawa Le Xing bersama dengan bangku besi sepanjang 2,5 meter tersebut ke rumah sakit. Dokter Rumah Sakit China mengatakan bahwa pria tersebut sangat beruntung sebab Mr. P nya masih bisa utuh ketika dikeluarkan dari jepitan besi tersebut.

SUMBER :: http://www.mantapp.com/serba-serbi/onani-di-lubang-bangku-taman-itunya-kejepit-pict/

[ PICT] Jangan panggil aku monyet


Gorontalo (ANTARA News) - Tangan-tangan kecil mengkerut itu menuliskan sebaris kalimat “nama saya Septiningsih Abdul, cita-cita ingin disayang semua orang” dengan untaian huruf yang berjejer rapi di secarik kertas.









Boleh jadi Septi, nama akrabnya, memang hanya mencita-citakan satu hal dalam hidupnya yakni diterima dan dicintai semua orang di sekelilingnya dengan kondisi tubuh yang serba kekurangan. Rambut lebat nyaris menutupi sekujur tubuh bocah berusia sepuluh tahun ini.
Tak hanya rambut, yang membuat orang seketika melihatnya mirip primata karena rahang atas dan bawahnya yang menonjol, hidung pesek berbulu halus, kelopak mata melebar ke dahi serta telinga yang hampir tak memiliki lubang.




Awalnya pasti kaget, namun bila sudah berbincang dan menatapnya sekian lama, pandangan aneh terhadap bocah inipun perlahan akan luntur.
“Pertama kali Septi keluar dari kandungan ibunya, saya sangat terkejut dan anak itu hampir jatuh dari tangan saya,” ujar Ija, bidan desa yang membantu persalinan ibu Septi, Fatma Nusi, sepuluh tahun lalu di Desa Tilangobula, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango.
Dengan keanehan yang dimiliknya, tak pelak kehadiran Septi ke dunia menghebohkan warga setempat, yang kemudian mengkaitkannya dengan kutukan.
Pandangan sebelah mata, cemooh, gunjingan dan bahkan rasa simpati yang datang dari tetangga pun merupakan hal yang biasa diterima keluarganya.
Bukannya tak pernah putus asa, namun bagi Fatma penyesalan dan air mata rasanya tak pantas dikucurkan atas kehadiran Septi yang hanya berbeda fisik dengan manusia ciptaan Tuhan lainnya.


Ucapan Jadi Kenyataan
“Kamu minta buah terus, kayak mengandung bayi monyet saja“. Itu kalimat yang dilontarkan ayah Septi, Yusni Abdul (35) saat Fatma mengandung putri keduanya itu.
Kalimat yang diibaratkan sebagai kutukan oleh ayah Septi yang kesal karena istrinya selalu mengidamkan buah-buahan itu, kemudian diyakini sebagai penyebab anaknya terlahir dengan wajah layaknya seekor kera.
“Mungkin ucapan itu didengar Tuhan dan akhirnya menjadikannya kenyataan sebagai cobaan bagi saya dan suami,” ujar Fatma dengan nada sendu, mengenang rasa pedih saat hamil.
Tiga tahun sejak Septi dilahirkan, Fatma terpaksa membesarkan ketiga anaknya setelah ditinggal cerai suaminya yang malu karena memiliki anak dengan fisik yang berbeda dengan anak normal lainnya.
Meski hanya sebagai pembantu rumah tangga, Fatma membesarkan Septi dengan penuh kasih sayang, tanpa membedakannya dari kedua saudaranya.
Rasa pedih kian menusuk kalbu Fatma, ketika melihat putrinya sejak usia empat tahun kadang-kadang berjalan merangkak dan tampak lincah seperti kera.
“Saya sering memarahinya kalau berjalan merangkak. Takutnya akan jadi kebiasaan dan orang-orang akan yakin dia memang hampir seperti monyet,” ujar Fatma.
Alhasil, usaha Fatma untuk menghilangkan kebiasaan anaknya itupun berhasil. Septi kini nyaris tak pernah lagi berjalan merangkak, sehingga tak ada lagi perilakunya yang dianggap aneh.
Meski memiliki seorang anak yang abnormal dan hidup sebagai orang tua tunggal, namun tak pernah terpikirkan di benakknya untuk membunuh atau membuang putrinya itu, seperti yang marak dilakukan oleh orang tua putus asa belakangan ini.
“Memang berat menjalani semuanya, namun saya yakin Septi hadir dalam kehidupan saya untuk melihat sebesar apa sabar dan kasih sayang terhadapnya,” kata Fatma.



sumber :: http://www.untukku.com/berita-untukku/jangan-panggil-aku-monyet-untukku.html