Demi menyelamatkan anak gadisnya yang akan diperkosa tiga pencuri yang menyatroni rumahnya, seorang ibu dengan terpaksa menyediakan diri sebagai pengganti.
Berkat perlindungan ibunya itu, anak gadisnya yang baru kelas I Madrasah Tsanawiyah atau MTs (setingkat SMP) selamat dari perbuatan bejat tiga penjahat tersebut.
Ibu malang itu adalah Wj (44), warga Desa Girimulyo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Peristiwa yang membuat Wj trauma ini terjadi pada Kamis (22/10) dini hari.
Sehabis memerkosa, pelaku merampas uang korban Rp 30.000 dan anting-anting anaknya senilai Rp 200.000. Para pelaku mudah beraksi karena suami Wj, yaitu Md (46), sedang tak berada di rumah.
Petani penggarap lahan (pesanggem) milik Perhutani ini sedang menunggui tanamannya di pinggir hutan. Md baru tahu kejadian yang menimpa istrinya itu sepulang dari hutan pada Kamis pagi.
Meski demikian, Md tak bisa berbuat apa-apa karena identitas para pelaku tak diketahui. Saat beraksi, ketiga pelaku memakai penutup wajah, termasuk ketika menggilir istrinya.
AKP M Gufron, Kapolsek Gedangan, membenarkan telah menerima pengaduan kasus itu. Namun, petugas masih mendalami kasus karena identitas pelaku tidak diketahui.
“Kami akan memeriksa korban dulu, sekalian melakukan olah TKP. Sebab, korban seperti ketakutan jika ditemui orang saat ini,” kata Gufron, Jumat (23/10).
Menurut informasi yang dihimpun Surya, meski kasus ini membuat Wj dan kedua anaknya trauma, keluarga petani miskin itu tampaknya tak mau memperpanjang urusan dengan pihak berwajib.
Ketika petugas menawari visum terhadap bekas perkosaan ke dokter, misalnya, Wj menolak. Alasannya, keluarga Wj tidak memiliki biaya.
Kehidupan keluarga Wj selama ini memang jauh dari cukup. Jangankan untuk biaya visum, untuk makan setiap hari saja harus kerja keras menjadi petani pesanggem, yang hasil panennya dibagi dengan Perhutani, pemilik lahan garapan.
Hasil penyelidikan petugas, pencurian yang terjadi di rumah Wj ini menunjukkan beberapa kejanggalan. Kecil kemungkinan bahwa niat pelaku hanyalah untuk mengincar harta benda korban.
Sebab, di rumah korban tak ada barang berharga yang bisa diambil. Karena itu, petugas menduga, anak gadis korban mungkin jadi sasaran utamanya, yakni sengaja akan diperkosa.
“Memang tidak mungkin kalau pelakunya hanya mengincar harta benda korban. Kondisi ekonomi keluarga korban pas-pasan. Semua tetangga tahu itu,” kata Suliadi, Kepala Desa (Kades) Giri Mulyo, Kecamatan Gedangan, Jumat.
Menurut Suliadi, berdasarkan cerita korban, para pelaku menyatroni rumah korban sekitar pukul 00.30 WIB. Mereka masuk rumah korban dengan cara mencongkel jendela, kemudian mendobrak pintu kamar korban.
Saat rumahnya didatangi tiga tamu tak diundang itu, Wj sedang terlelap tidur bersama dua anaknya, satu anaknya sedang menginjak remaja, dan satu lagi masih balita.
Melihat pelaku yang memakai penutup wajah dan menghunus senjata tajam di tangannya, Wj dan anaknya ketakutan. Saat itu, suaminya sedang tak ada di rumah.
Begitu Wj dan kedua anaknya bangun, pelaku langsung menodongkan senjata tajamnya. Wj dan anaknya diminta agar tak berteriak jika ingin selamat.
Sikap pelaku mendadak berubah ketika melihat anak gadis korban. Pelaku langsung memegangi tubuh anak gadis itu dan minta agar bersedia melayani nafsunya.
Permintaan pelaku itu membuat Wj dan anaknya langsung menangis ketakutan. Tubuh anak gadisnya langsung gemetaran.
Melihat anak gadisnya mengalami ketakutan luar biasa, Wj tidak tega. Dia minta kepada pelaku agar anak gadisnya tak diperkosa.
Sebagai penggantinya, Wj dengan terpaksa siap menuruti permintaan pelaku. Wj kemudian diperkosa di kamarnya dengan lampu dimatikan, sedangkan kedua anaknya disuruh ke luar.
“Informasinya, ya seperti itu. Namun, kami enggak enak sendiri mau bertanya terlalu rinci. Kami kasihan padanya,” ujar Suliadi.
sumber:http://dunia-panas.blogspot.com/
sumber:http://dunia-panas.blogspot.com/